Sejarah Bruddah Waltah

Walter Aipolani atau yang lebih dikenal dengan Bruddah Waltah, merupakan salah satu band reggae yang dalam aransement nya kental sekali dengan unsur musik tradisional hawai, sehingga ia lebih dikenal "father of hawaiian reggae". Band ini tumbuh dari jenis musik atau komunitas musik di Wai'anae, sehingga melodi2 tradisional di hawaii sangat melekat pada jiwa2 personilnya.

Ketika radio mulai mudah dan murah untuk diakses, rock n roll menyapu pulau, sehingga identitas musik mulai terkikis. Begitu cepatnya perkembangan musik masyarakat pada saat itu, dari Elvis Presley ke Led Zepplin. Dan bagi anak-anak muda yang mulai tersadar akan identitas pulau, pada akhir abad 19 ke 20 mereka mulai memainkan kembali style hawaiian melody di dalam musiknya, secara tidak langsung mereka telah mewakili ayah-ayah mereka, kakek-kakek mereka, dan nenek moyang mereka untuk kembali mengangkat identitas musik hawaii di wilayahnya sendiri, dengan tidak meninggalkan unsur-unsur budaya paternalism, colonialism, dan cultural repression.

Layaknya orang yang tumbuh di pulau-pulau, Bruddah Waltah menemukan beberapa kesempatan awal kerja di industri hotel Waikiki. Di sana, ia memiliki kesempatan untuk bertemu musisi hebat dari Hawai`i dan di seluruh dunia.

Ketika suatu hari Walter Aipolani diundang oleh Pahinui untuk minum beer, kemudian pahinui meminta walter muda ini untuk bercerita kisahnya, walterpun kebingungan, diam dan mulai bercerita tentang kehidupannya, ketika ia kehilangan pekerjaannya, tidak dihormati, dan sampai ia mau kehilangan budayanya, Namun ia tetap ingin mempertahankan budayanya, mungkin perspektif inilah yang membuat ia tetap konseksuen dengan warna musik bruddah waltah. Meski demikian ia adalah seorang musisi yang tidak fanatik, apapun gaya yang ia mainkan, baik Hawaii, rock, atau reggae, itu diresapi dengan unsur intrinsik "Hawaiianness" kualitas yang sulit didefinisikan, tapi tak diragukan lagi.

Kesempatan kedua adalah kesempatan untuk bertemu dan menghabiskan waktu dengan Bob Marley “I was back there, watching him, he had those dreadlocks, this wild hair, and the music was rippin’". . . Dia benar-benar memiliki sesuatu yang saya inginkan. . . "

Itu adalah pencerahan. Pesan, dan kebebasan berekspresi dalam gaya, tidak hanya kebangkitan budaya tradisional Hawaii, tapi lebih luas yaitu kesadaran global. Musik Hawaii telah lama membawa tradisi sajak" komentar sosial terselubung. Dari tradisional Hula seperti Kawika, to mele lāhui (lagu kebangsaan) seperti Kaulana nA Pua, musik Hawaii dan puisi telah mendokumentasikan perubahan sosial, dan menyerukan untuk itu diperlukan. Reggae, juga berasal dari tradisi pulau, membahas masalah yang sama dengan beat baru yang menarik dan sering disebut di panggung dunia. dan Bruddah Waltah juga sudah berada di dalamnya.

Pada tahun 1991 ia mengambil penghargaan Na Hoku Hanohano untuk CD terbaik: Island Afternoon—Hawaiian Reggae. Bruddah Waltah menyebut musiknya "Hawaiian Reggae," daripada "Jawaiian." Dia mematuhi ketukan reggae dan riff, dan menulis lirik yang menceritakan tentang kisah mereka. Musisi nya solid, memberikan kesan bahwa lagu mereka mempunyai fondasi yang kuat. Kekuatan yang dilemahkan dengan lembutnya alunan gitar tradisional Hawaii, memberikan rasa ringan dan fluiditas kekuatannya, daripada kecenderungan akan nuansa musik heavy

Bruddah Waltah juga meng-cover beberapa lagu terkenal, misal no woman no cry dari Bob Marley, Dennis Kamakahis's Wahine,  dan lagunya seperti Sweet Lady of Waiahole yang tentunya ia garap dengan aransement sendiri dengan ciri khasnya, classics of contemporary Hawaiian dan tentunya hawaiian reggae.

Untuk tau tentang karyanya mungkin akan saya posting nanti. wait, see yaa
Previous
Next Post »
Thanks for your comment